Dr. I Wayan
Suryasa, S.S., M.Hum.
Promosi Doktor
Linguistik Terjemahan Unud
SERTIFIKAT - Prosesi penyerahan sertikat
kelulusan Doktor pada Dr I Wayan Suryasa SS MHum di FIB Unud, Jumat 19 Juli 2019
Emosi
merupakan sebuah pernyataan kompleks manusia yang melibatkan perasaan,
lingkungan, hasrat, perubahan psikologis, dan pengendalian diri. Emosi manusia
dapat berubah dalam hitungan detik. Demikian disampaikan promovendus I Wayan
Suryasa SS Mhum, pada Ujian Terbuka Promosi Doktor Prodi Doktor (S3) Ilmu
Linguistik, Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Udayana (Unud), Jumat (19/7)
kemarin di Ruang Sidang Dr Ir Soekarno, FIB Unud.
Dihadapan
9 penguji yang dipimpin ketua sidang Prof Dr Ni Luh Sutjiati Beratha MA,
promovendus I Wayan Suryasa SS MHum memaparkan disertasinya dengan judul
“Pengalihan Kata Emosi Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia pada Teks
Krsna”. Penelitian ini dilatarbelakangi beberapa pemikiran rasional. Secara
rasional filosofis, aspek epistemologi terhadap pengalihan makna dari bahasa
sumber (BS) ke dalam bahasa target (BT). Secara rasional pragmatis, hal yang
praktis pada penelitian ini adalah dengan mempertimbangkan sebuah konsep emosi.
Emosi tidak dapat terpisahkan dengan sebuah budaya. Hal bersifat praktis yang
dimaksud adalah fenomena yang terjadi dalam budaya kehidupan sosial. Misalnya,
budaya pada BT sangat ekspresif dibandingkan dengan budaya yang terdapat pada
BS. Terkait dengan dua budaya yang berbeda ini, juga merupakan alasan
penelitian terhadap konsep kata emosi ini sangat penting untuk dilakukan guna
mengetahui hal yang terjadi pada produk terjemahannya.
Parameter
emosi yang direkonstruksi ulang menyimpulkan bahwa, evaluasi positif
berdasarkan perasaan baik yang menganut system budaya level tinggi sebagai gaya
dan strategi komunikasi. Praktek komunikasi nonverbal yang menerapkan gaya
kognitif dengan mengedepankan pemikiran daripada perasaan molekul semantik yang
bermanfaat positif.
Ini
membuktikan bahwa terjemahan dan semantik sangat berkaitan dan saling mendukung
dalam analisis kata emosi. Terutama analisis MSA yang memberikan kontribusi
signifikan terhadap pemahaman leksikon yang diteliti. Oleh karena itu, dalam
hal ini bukan sekadar untuk mencari kesepadanan, tetapi cara menyampaikan
skenario kognitif, dan efeknya dalam hasil terjemahan, dan itu semua mampu
dilakukan dengan teori MSA.
Dr.
I Wayan Suryasa, S.S., M.Hum. adalah seorang dosen tersertifikasi mengajar di
ITB STIKOM Bali sejak 2016. Doktor kelahiran Marga, 05 Juli 1981 ini meraih
gelar S-1 Sastra Inggris (S.S) di Universitas Warmadewa, Fakultas Sastra, 2006
dan gelar S-2 Magister Linguistik (M.Hum) di Program Pascasarjana (S-2),
Universitas Udayana, 2015. Sosok yang terpelajar ini meraih gelar akademik
tertingginya pada (S-3) Program Doktor Linguistik (Dr.), Universitas Udayana,
2019.
Dosen
yang identik dengan rambut jering dan
jenggot tipis ini adalah sosok yang
sangat rendah hati serta murah senyum. Terlahir dari keluarga sederhana yang
orang tuanya hanya mengenyam pendidikan sampai tingkat sekolah dasar. “saya
mewakili keluarga besar merasa sangat bahagia dan bangga dengan gelar Doktor
sebagai pencapaian akademik tertinggi diperoleh oleh putra kami.” Kata I Wayan
Yasin ayahanda tercinta.
Dr.
Suryasa tidak hanya mengemban tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi tetapi juga
adalah seorang Editor yang berkecimpung di dunia Internasional. Karir beliau
sebagai Editor publikasi ilmiah internasional terindeks ELSEVIER SCOPUS (SJR
Q1-Q4) dimulai dari persahabatan yang berlanjut seperti keluarga dengan Prof.
Surender Kumar Gupta (pemilik Penerbit IJMRA-India), 2016. Koneksi beliau kian
berkembang dengan pesat merambah ke beberapa negara sejak dekat dengan Eric
Stefan George, Ph.D. (Executive Elsevier Marketing). Beberapa negara seperti
London, Belgia, Ekuador, Turki, Afrika, dan USA. Saat ini Doktor (38) sebagai
Editor di beberapa jurnal terindeks Scopus yang diterbitkan oleh IEEE,
Springer, Emerald Insight, Inder Science, SLOAP, dan ScienceScholar. (Bali Post
Edisi Sabtu 20 Juli 2019). (ad622)
DOCUMENTATION
DOCUMENTATION
Comments
Post a Comment